Rabu, 09 Juli 2014

MENDETEKSI KEBOHONGAN ANAK

Waspadai anak jika mulai suka bohong


Diakui atau tidak, anak-anak kita banyak yang cenderung berbohong. Perilaku berbohong biasanya dilakukan anak untuk menyembunyikan kesalahan, kelemahan, atau agar tidak dimarahi. Orang tua perlu mewaspadai sikap anak semacam ini. Karena jika tidak, anak akan terbiasa berbohong untuk menutupi perilaku negatifnya di hadapan orang tua, dan jika itu berlangsung dalam waktu yang lama, anak akan betul-betul mahir menjadi pembohong.

Ciri-ciri anak berbohong bisa diketahui dengan memperhatikan perubahan gerakan tubuhnya, tatapan matanya, ekspresi wajahnya, intonasi suaranya, dan pernafasannya.
Para orang tua perlu memahami cara mengidentifikasi cirri-ciri anak yang memulai berbohong ini, agar segera bisa menangani anak dan dikembalikan kepada fitrah positifnya.

Mari kita simak ciri-ciri anak yang berbohong berikut.

1.    Perhatikan  gerakan tubuhnya
     - Secara umum anak yang sedang berkata bohong tubuhnya akan digeser sehingga tidak berani berhadapan langsung dengan kita. Biasanya sambil berbicara anak tersebut akan memalingkan/memiringkan sedikit tubuhnya , sedikit menjauh dari kita, terlihat tidak percaya diri, tidak rileks, terlihat cemas.
     - Cara berdirinya tidak tegap dan salah tingkah, jika anak tersebut sedang duduk, duduknya terlihat gelisah dan banyak bergerak.
-    - Jari tangannya terlihat bergetar, dan kadang menyembunyikan kegugupannya dengan menyilangkan tangannya di antara dada dan perutnya.
     - Menggerak-gerakkan dan memainkan tangan atau kakinya tanpa disengaja. Jika anak tersebut melakukan dengan sengaja juga akan terlihat kaku dan terlihat tidak alami.
     - Menggerak-gerakkan dan memainkan jari tangannya, memainkan pulpen, sambil menulis, dan sebagainya.
     - Menggaruk-garuk hidung, kuping, leher, dagu, rambut, atau kepala. Dan sering mengarahkan jari tangannya ke arah wajah, mengusap wajah. Dalam kondisi tertentu kadang menutup mulutnya dengan jari tangannya.

     2. Perhatikan tatapan matanya
     - Anak yang sedang berbohong cenderung takut dan tidak berani bertatapan mata secara langsung saat sedang bicara.
     - Saat berbicara seringkali melempar pandangannya ke arah lain atau menunduk (menatap ke bawah).
     - Matanya berkedip lebih sering dibandingkan dalam keadaan normal. Ini terjadi karena anak tersebut sedang memikirkan dan merangkai kata-kata dalam otaknya.
     - Saat sedang berbicara bola matanya sering melihat ke arah kanan atas. Itu artinya dia sedang mengakses otak kreatif, sedang mencari alasan dan merekayasa jawaban.
     - Jika bola mata mengarah ke kiri atas, itu berarti anak tersebut sedang mengakses kumpulan data  dan fakta (memory), sedang mengambil data dan informasi yang tersimpan dalam otaknya, mengingat-ingat sesuatu yang pernah dialaminya.

     3.Perhatikan Ekspresi Wajahnya
- Anak yang berbohong dan sedang menyembunyikan seuatu biasanya memalingkan wajahnya dari lawan bicaranya karena takut ketahuan ‘ekspresi palsu’ wajahnya, dan seringkali menundukkan wajahnya.
     - Warna kulit raut mukanya berubah lebih merah atau terlihat pucat. Jika anda jeli, anda akan dapat melihact perubahan rona wajahnya. Wajahnya terlihat tegang, stress, tidak rileks, dan tidak tenang.
     - Senyumnya terlihat dipaksakan, terlihat tidak normal. Senyum yang normal akan digerakkan oleh pikiran, yang biasanya selain mulutnya tertarik ke belakang, juga akan menarik matanya ke arah samping, sehingga matanya terlihat lebih kecil. Sedangkan senyum yang dipakasakan/senyum kepalsuan digerakkan oleh pikiran sadar, mulutnya saja yang tertarik ke belakang, kedua matanya tetap dan normal.

     4. Perhatikan Intonasi Suaranya
-    - Ketika sedang berbohong dan menyembunyikan sesuatu, biasanya suaranya terdengar gagap, sering berdehem, kata-katanya terputus-putus dan tidak lancer, karena anak sedang berusaha mengatur kata-kata yang hendak disampaikan.
     -  Intonasi suaranya terdengar bergetar, terbata-bata, berat dan perlahan, atau bahkan terlalu cepat.
- Sulit untuk mengeluarkan kata-kata atau suara dan kata-katanya seperti tercekat di tenggorokan.
     - Sering mengalihkan topik pembicaraan untuk menghindari pertanyaan anda, karena anak tersebut tidak nyaman dengan topik yang sedang anda bahas, dia terlihat ingin cepat-cepat mengakhiri pembicaraan dengan anda.
- Tidak menyukai pertanyaan tertutup, yang jawabannya ‘YA’ atau ‘TIDAK’. Jika diberi pertanyaan tertutup, seringkali jawabannya panjang lebar dan berbelit-belit.
Mudah tersinggung dan marah jika anda dianggap masih tidak mempercayainya.
- Sering mengatakan “mama sih nggak percaya saya”, “mama harus percaya”, “jujur, saya tidak bohong”, “saya sudah berusaha mengatakan yang sebenarnya”, dll.
- Itu semua dikatakan untuk meyakinkan orang lain untuk mempercayainya dan menutupi kebohongannya.

     5. Perhatikan pernafasannya.
- Detak jantungnya terlihat di permukaan dadanya, meski anak tersebut berusaha menutupinya.
- Pernafasannya terlihat agak berat, agak ngos-ngosan, terasa sesak, dan kadang membuatnya terbatuk 
- Sering menghela nafas dan kadang kesulitan mengatur nafas.

Otak manusia sesungguhnya diciptakan Allah SWT dengan fitrahnya yang condong pada kebenaran. Sehingga jika otak manusia diajak melakukan kebohongan, maka ada satu titik di bagian otak yang segera beraksi untuk mencegah terjadinya kebohongan itu. Itulah sebabnya anak yang berbohong tidak menunjukkan sikap normal, kecuali jika dia sudah sangat ahli berbohong. Satu titik di otak itulah yang mengakibatkan seolah-olah sang anak berat untuk berfikir, walaupun durasi beberapa detik saja.

Penulis:
Gus Hamim Enha
Direktur Sekolah Berkarakter SMP Al-Biruni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar