Senin, 09 Juni 2014

Mengenal Al-Battani (Pakar Astronomi Islam Kenamaan)

Nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius.

Al Battani lahir di Battan, wilayah Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya menganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk Islam.

 

Ketertarikannya dengan benda-benda yang ada di langit membuat Al Battani kemudian menekuni astronomi. Secara informal ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya yang juga seorang ilmuwan, Jabir Ibn San’an Al-Battani. Keyakinan ini menguat dengan adanya bukti kemampuan Al Battani membuat dan menggunakan sejumlah perangkat alat astronomi seperti yang dilakukan ayahnya.
 
Penemuan Al-Battani yang paling monumental adalah lamanya bumi mengelilingi matahari. Berdasarkan perhitungannya, bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Ia menggenapkan hasil pemikiran Ptolemius tentang matahari sebagai pusat tatasurya.
 
Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet serta menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.

 

Dalam bidang matematika, Al Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam trigonometri. Laiknya, ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua bidang itu ke dalam sejumlah buku.
 

Bukunya tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar