Lihatlah bagaimana Al-Quran mengapresiasi penciptaan manusia.
Laqod kholaqnal insana fi
ahsani taqwim
“Sungguh kami ciptakan manusia manusia dalam sebaik-baiknya bentuk.
(QS. At-Tin : 4)
Tuhan menciptakan manusia dengan dibekali indera untuk mengarungi kehidupan
agar mampu menaklukan dunia. Tuhan menyempurnakan dengan hati yang memandu
manusia dalam mencari hakikat kebenaran, dan menemukan tujuan hidupnya, yaitu
penghambaan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Qul huwal ladzi ansya’akum wa ja’ala lakum al-sam’a wa al-abshara wa
al-afidah. Qalilan ma tasykurun.
“Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu
bersyukur.” (QS. Al-Mulk : 23)
Setiap anak yang terlahir akan menjadi calon-calon bintang. Semakin bertambah
hari, bintang-bintang itu akan semakin bersinar terang. Kecuali, jika ada yang
mematikan sinar bintang-bintang itu.
Siapa yang mematikan sinar sang bintang itu?
Kita, ya kita semua. Juga anda.
Maka, teruskan saja bilang anak anda “nakal”, “bandel”, “bodoh”, “goblok”,
maka sinar sang bintang itu semakin hilang. Dan dengan perlahan, namun pasti,
anak anda akan mewujudkan kata-kata anda tadi: menjadi anak nakal, anak bodoh,
anak bodoh. Persis seperti apa yang anda labelkan buat dia.
Di Pesantren Motivasi Indonesian- Istana Yatim Nurul Mukhlisin,
cahaya-cahaya sang bintang itu dinyalahkan kembali. Kepercayaan diri sang anak dibangkitkan. Dan,
selama 7 hari pendampingan pada Pesantren Liburan di Istana Yatim, Sang bintang
yang mungkin kemarin redup sindarnya
akan dibuat kembali benderang.
Penulis:
Hamim Enha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar